Perilaku buang air besar sembarangan (BABS/Open defecation)
termasuk salah satu contoh perilaku yang tidak sehat. BABS/Open defecation adalah
suatu tindakan membuang kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak – semak,
sungai, pantai atau area terbuka lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi
lingkungan, tanah, udara dan air.
Tinja adalah bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui
anus sebagai sisa dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran
pencernaan. Dalam aspek kesehatan masyarakat, berbagai jenis kotoran manusia
yang diutamakan adalah tinja dan urin karena kedua bahan buangan ini dapat
menjadi sumber penyebab timbulnya penyakit saluran pencernaan.
Manusia mengeluarkan tinja rata – rata seberat 100 - 200
gram per hari, namun berat tinja yang dikeluarkan tergantung pola makan. Setiap
orang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari sekitar 85 – 140
gram kering perorang/ hari dan perkiraan berat basah tinja manusia tanpa air
seni adalah 135 – 270 gram perorang/hari. Dalam keadaan normal susunan tinja
sekitar ¾ merupakan air dan ¼ zat padat terdiri dari 30% bakteri mati, 10 – 20%
lemak, 10 – 20% zat anorganik, 2 – 3% protein dan 30 % sisa – sisa makanan yang
tidak dapat dicerna.
Berikut ini adalah permasalahan yang mungkin ditimbulkan
akibat buruknya penanganan buangan tinja:
a.Mikroba
Tinja manusia mengandung puluhan miliar mikroba, termasuk
bakteri koli-tinja. Sebagian diantaranya tergolong sebagai mikroba patogen,
seperti bakteri Salmonela typhi penyebab demam tifus, bakteri Vibrio
cholerae penyebab kolera, virus penyebab hepatitis A, dan virus penyebab
polio. Tingkat penyakit akibat kondisi sanitasi yang buruk di Indonesia sangat
tinggi. BAPENNAS menyebutkan, tifus mencapai 800 kasus per 100.000 penduduk.
Sedangkan polio masih dijumpai, walaupun dinegara lain sudah sangat jarang.
b.Materi Organik
Kotoran manusia (tinja) merupakan sisi dan ampas makanan
yang tida k tercerna. Ia dapat berbentuk karbohidrat, dapat pula protein,
enzim, lemak, mikroba dan sel-sel mati. Satu liter tinja mengandung materi organik
yang setara dengan 200-300 mg BODS (kandungan bahan organik).
c. Telur Cacing
Seseorang yang cacingan akan mengeluarkan tinja yang
mengandung telu-telur cacing. Beragam cacing dapat dijumpai di perut kita.
Sebut saja, cacing cambuk, cacing gelang, cacing tambang, dan keremi. Satu gram
tinja berisi ribuan telur cacing yang siap berkembang biak diperut orang lain.
Anak cacingan adalah kejadian yang biasa di Indonesia. Penyakit ini kebanyakan
diakibatkan cacing cambuk dan cacing gela ng. Prevalensinya bisa mencapai 70
persen dari balita.
d. Nutrien
Umumnya merupakan senyawa nitrogen (N) dan senyawa fosfor
(P) yang dibawa sisa-sisa protein dan sel-sel mati. Nitrogen keluar dalam
bentuk senyawa amonium, sedangkan fosfor dalam bentuk fosfat. Satu liter tinja
manusia mengandung amonium sekitar 25 gram dan fosfat seberat 30 mg. Senyawa
nutrien memacu pertumbuhan ganggang (algae). Akibatnya, warna air menjadi
hijau. Ganggang menghabiskan oksigen dalam air sehingga ikan dan hewan lainnya
mati.
Open Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap
individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan, Pembuangan tinja
yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis
lingkungan, sehingga untuk memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan
rekayasa pada akses ini. Agar usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada
jamban (sehat) harus mencapai 100% pada seluruh komunitas. Sedangkan Desa/Kelurahan
ODF (Open Defecation Free) adalah Desa/kelurahan
yang 100% masyarakatnya telah buang air besar di jamban sehat, yaitu mencapai
perubahan perilaku kolektif terkait Pilar 1 dari 5 pilar Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat .
Satu komunitas/masyarakat dikatakan telah ODF jika :
a. Semua masyarakat
telah BAB hanya di jamban dan membuang tinja/kotoran bayi hanya ke jamban.
b. Tidak terlihat tinja
manusia di lingkungan sekitar.
c. Tidak ada bau tidak
sedap akibat pembuangan tinja/kotoran manusia.
d. Ada peningkatan kualitas
jamban yang ada supaya semua menuju jamban sehat.
e. Ada mekanisme
monitoring peningkatan kualitas jamban.
f. Ada penerapan sanksi,
peraturan atau upaya lain oleh masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di
sembarang tempat.
g. Ada mekanisme monitoring
umum yang dibuat masyarakat untuk mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat.
h. Di sekolah yang terdapat di
komunitas tersebut, telah tersedia sarana jamban dan tempat cuci tangan (dengan
sabun) yang dapat digunakan murid-murid pada jam sekolah.
i. Analisa
kekuatan kelembagaan di Kabupaten menjadi sangat penting untuk menciptakan
kelembagaan dan mekanisme pelaksanaan kegiatan yang efektif dan efisien
sehingga tujuan masyarakat ODF dapat tercapai.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat
jamban sehat. Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat
tersebut:
a. Tidak mencemari air
b. Saat menggali tanah untuk
lubang kotoran, usahakan agar dasar lubang kotoran tidak mencapai permukaan air
tanah maksimum. Jika keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus
dipadatkan dengan tanah liat atau diplester. Jarang lubang kotoran ke sumur
sekurang-kurangnya 10 meter Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak
sumur agar air kotor dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur.
Tidak membuang air kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang, danau,
sungai, dan laut.
c. Tidak mencemari tanah
permukaan
d. Tidak buang besar di
sembarang tempat, seperti kebun, pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau
pinggir jalan. Jamban yang sudah penuh agar segera disedot untuk dikuras
kotorannya, atau dikuras, kemudian kotoran ditimbun di lubang galian.
e. Bebas dari serangga
f. Jika menggunakan bak
air atau penampungan air, sebaiknya dikuras setiap minggu. Hal ini penting
untuk mencegah bersarangnya nyamuk demam berdarah.
g. Ruangan dalam jamban harus
terang. Bangunan yang gelap dapat menjadi sarang nyamuk. Lantai jamban
diplester rapat agar tidak terdapat celah-celah yang bisa menjadi sarang kecoa
atau serangga lainnya Lantai jamban harus selalu bersih dan kering Lubang
jamban, khususnya jamban cemplung, harus tertutup.
h. Tidak menimbulkan bau dan
nyaman digunakan
i. Aman digunakan
oleh pemakainya
j. Pada tanah yang
mudah longsor, perlu ada penguat pada dinding lubang kotoran dengan pasangan
batau atau selongsong anyaman bambu atau bahan penguat lai yang terdapat di
daerah setempat
k. Mudah dibersihkan dan tak
menimbulkan gangguan bagi pemakainya
l. Lantai jamban
rata dan miring kearah saluran lubang kotoran
Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
m. Tidak menimbulkan pandangan yang kurang
sopan
n. Jamban harus berdinding dan
berpintu. Dianjurkan agar bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar
dari kehujanan dan kepanasan.
Parepare Raih Penghargaan Open Defecation Free, Termasuk Bidang Kesehatan Terbaik Se Indonesia Timur
PEMERINTAH Kota Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali
meraih penghargaan prestisius di bidang layanan kesehatan. Hal itu
disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Parepare, DR. Muh. Yamin Yasin, di acara
peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 53, di Makassar. Senin
(13/11/2017).
Penghargaan ini di serahkan langsung oleh Gubernur Sulawesi
Selatan, Syahrul Yasin Limpo, kepada Walikota Parepare, HM. Taufan Pawe. "Kami
berhasil mewujudkan kota parepare sebagai kota Open Defecation Free (ODF). Ini
pertama di Sulsel bahkan di Indonesia Timur,"kata dia. Bapak Syahrul Yasin
Limpo menjelaskan, fasilitas serta akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat
merupakan indikator diarihnya penghargaan tersebut.
Pemerintah kota, kata dia, di bawah kepemimpinan Walikota
HM. Taufan Pawe, memiliki komitmen kuat dalam upaya memberikan layanan
kesehatan yang berkualitas. "Jadi, fasilitas serta akses berkaitan dengan
layanan kesehatan kami cukup tinggi, 100 persen di Parepare tidak ada warga
yang tidak memiliki jamban keluarga,"jelasnya.
Walikota Parepare, HM. Taufan Pawe, sendiri sangat berterima
kasih kepada pemerintah provinsi atas penghargaan tersebut. Taufan mengaku
sangat bangga."Program kami
berjalan seperti apa yan kami harapkan, ini merupakan hasil kerja nyata
pemerintahan kami selama ini. Kami sangat berterima kasih atas penilaian dan
pengakuan dari Pemerintah provinsi dalam bidang kesehatan. Momen ini sangat
berharga karenan bertepatan dengan hari kesehatan nasional,"ungkap Wlaikota
bergelar doktor hukum ini.
Selain dihadiri oleh Gubernur dan Wakil gubernur serta
ssejumlah pejabat Pemprov, Upacara peringatan hari kesehatan nasional tahun
2017 ini, pun dihadiri langsung oleh sejumlah kepala Daerah se-Sulawesi
Selatan.