The Lightning Catchers
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++P E T I R ?
"hmm.. yg pasti sih bukan penghuni terkhir yg di tv itu loh!"
Wah ngedenger ma ngeliat kilatan cahayanya aja psti udh takut & ogah ya gan, tapi siapa sangka PETIR yg kita liat & denger itu bisa jadi sumber energi terbaru kita loh.
gak percaya?
OK MARI KITA BAHAS :
Go To The Topic :
Selain tenaga matahari, angin, dan gelombang air, ada pula sumber tenaga lain yg bersifat dpt diperbarui. Periset tengah menguji coba penggunaan tenaga itu dengan alat yg dapat menarik listrik dari udara. Benar, energi baru itu adalah listrik di udara yg memicu terbentuknya kilat & petir..
Selama berabad-abad, ilmuwan terkesima dgn idea memanfaatkan kekuatan guntur. Seorang ilmuwan, Nikola Tesla, bereksperimen luas dgn topik tersebut, namun pemahaman nyata di bidang elektrodinamika atmosfer hingga kini masih sulit dipahami.
Sementara, Fernando Galembeck, ilmuwan dari Universitas Campinas, Brazil, baru-baru ini menyajikan laporan di Pertemuan Nasional Masyarakat Kimia Amerika ke-24, yg mengulas detail masa depan, di mana setiap rumah akan memiliki piranti di atas atap yg dapat menarik listrik murah dan bersih dari udara. "Seperti halnya energi matahari yang dapat diperoleh bebas oleh rumah tangga dengan memasang sel solar sehingga mereka tak perlu lagi berlangganan listrik, sumber energi baru ini pun menjanjikan hal serupa," ujarnya.
Pada intinya, ilmuwan meyakini bahwa tetesan air di atmosfer adalah partikel listrik netral & tetap seperti itu meski bergesekan dgn listrik dari partikel debu atau cairan lain, Hanya saja, Galemback menemukan, berdasar serangkaian percobaan di laboratorium, bahwa tetesan air itu sebenarnya mengambil daya listrik.
Ia menggunakan partikel silika dan aluminium fosfat, jenis partikel debu yg sangat umum di udara, dan menemukan bahwa mereka kapasitas daya listrik mereka meningkat ketika jumlah uap air meningkat di udara. "Ini adalah bukti nyata bahwa air di atmosfir dapat mengakumulasikan daya listrik dan mentransferkan ke material lain yang bersentuhan dengannya," ujar Galemback.
Berdasar penemuan itu, imbuh Galembeck, sangat mungkin memanen "listrik air" dari udara terutama di wilayah dengan kelembaban tinggi, seperti kawasan tropis. Untuk mengawali kemungkinan industri ini, tim Galembeck, sudah mulai mengetes sejumlah logam untuk melihat mana yg paling sensitif dalam menangkap listrik di atmosfer pada panel higroelektrik.
Pemasangan panel higroelektrik ternyata dapat juga mencegah kerusakan akibat kilat dan petir, dengan menempatkan panel untuk menangkap daya listik di udara pada titik yang kerap dihantam petir. "Ini ide yg mengagumkan bahwa studi yang kami lakukan sendiri dan tim lain menyatakan kemungkinan itu sangat besar," ujar Galemback.
Selama berabad-abad, ilmuwan terkesima dgn idea memanfaatkan kekuatan guntur. Seorang ilmuwan, Nikola Tesla, bereksperimen luas dgn topik tersebut, namun pemahaman nyata di bidang elektrodinamika atmosfer hingga kini masih sulit dipahami.
Sementara, Fernando Galembeck, ilmuwan dari Universitas Campinas, Brazil, baru-baru ini menyajikan laporan di Pertemuan Nasional Masyarakat Kimia Amerika ke-24, yg mengulas detail masa depan, di mana setiap rumah akan memiliki piranti di atas atap yg dapat menarik listrik murah dan bersih dari udara. "Seperti halnya energi matahari yang dapat diperoleh bebas oleh rumah tangga dengan memasang sel solar sehingga mereka tak perlu lagi berlangganan listrik, sumber energi baru ini pun menjanjikan hal serupa," ujarnya.
Pada intinya, ilmuwan meyakini bahwa tetesan air di atmosfer adalah partikel listrik netral & tetap seperti itu meski bergesekan dgn listrik dari partikel debu atau cairan lain, Hanya saja, Galemback menemukan, berdasar serangkaian percobaan di laboratorium, bahwa tetesan air itu sebenarnya mengambil daya listrik.
Ia menggunakan partikel silika dan aluminium fosfat, jenis partikel debu yg sangat umum di udara, dan menemukan bahwa mereka kapasitas daya listrik mereka meningkat ketika jumlah uap air meningkat di udara. "Ini adalah bukti nyata bahwa air di atmosfir dapat mengakumulasikan daya listrik dan mentransferkan ke material lain yang bersentuhan dengannya," ujar Galemback.
Berdasar penemuan itu, imbuh Galembeck, sangat mungkin memanen "listrik air" dari udara terutama di wilayah dengan kelembaban tinggi, seperti kawasan tropis. Untuk mengawali kemungkinan industri ini, tim Galembeck, sudah mulai mengetes sejumlah logam untuk melihat mana yg paling sensitif dalam menangkap listrik di atmosfer pada panel higroelektrik.
Pemasangan panel higroelektrik ternyata dapat juga mencegah kerusakan akibat kilat dan petir, dengan menempatkan panel untuk menangkap daya listik di udara pada titik yang kerap dihantam petir. "Ini ide yg mengagumkan bahwa studi yang kami lakukan sendiri dan tim lain menyatakan kemungkinan itu sangat besar," ujar Galemback.
|
Nah sekarang muncul ide gile tuh, bagaimana memanfaatkan energi petir yg luar biasa itu agar tidak terbuang secara mubazir? Agar tidak terjadi lagi krisis energi listrik di Negara kaya petir ini. Agar tidak perlu lagi pemadaman listrik bergilir. Agar semua pelosok negri ini tidak hidup dalam kegelapan malam.. |
"Tentu jalan menuju ke sana masih panjang. Namun keuntungan jangka panjang utk memanfaatkan energi tsb bisa menjadi sangat berarti."
Memang tak ada yg sia-sia dari semua ciptaan YME.